Rabu, 02 September 2009

6 menjadi 60

Janji Allah SWT adalah pasti dan benar bagi siapa saja yang meyakini. dan ini adalah tanda kesempurnaan Iman seperti kisah Ali r.a dalam kitab Kanzul 'Ummal.

Suatu ketika datanglah seorang peminta sedekah kepada Ali r.a. Beliau kemudian menyuruh salah seorang dari kedua anaknya ( Hasan atau Husain r.a. ) untuk memberitahu ibu mereka Fatimah r.a. agar memberikan satu dirham dari enam (6) dirham yang telah disimpan olehnya.
Anaknya pergi, lalu kembali dengan jawaban bahwa uang itu telah disimpannya untuk membeli tepung. Beliau berkata, "Manusia tidak akan sempurna keimanannya sendiri, selama ia masih bergantung kepada apa yang ada disisinya daripada apa yang ada disisi Allah Swt. Suruhlah ibumu memberikan semua dirham itu." Dengan peringatan dari suaminya itu, Fatimah r.a tidak ragu-ragu lagi dalam memberikan enam dirham kepada si peminta tadi.
Sebelum Ali r.a. beranjak dari tempat itu, datanglah seorang penjual unta , kemudian Ali r.a menanyakan harganya dan dia menjawab, "seratus empat puluh dirham." Beliau kemudian membelinya dengan berhutang, dan akan membayarnya nanti. Tidak lama kemudian datanglah seorang dan melihat unta itu, lalu bertanya, " Siapakah pemilik unta ini?" Ali r.a. menjawab, "Saya." Orang itu bertanya, "Maukah engkau menjualnya?" Ali r.a. menjawab, "Ya." Ketika orang itu menanyakan harganya, maka Ali r.a. menjawabnya, "Dua ratus dirham." Dia setuju dan embeli unta itu kemudian membawanya pulang.
Ali r.a kemudian membayar utangnya yang 140 dirham kepada penjual unta dan keuntungannya yang 60 dirham diserahkan kepada Fatimah r.a. Kemudian Fatimah r.a. bertanya, "Dari manakah ini?" Sebagai jawabnya Ali r.a. berkata , " Allah telah berjanji melalui Rasulnya Saw. bahwa siapa yang melakukan kebajikan akan mendapatkan balasan sepuluh kali lipat."
Inilah wujud dari kesempurnaan iman sebuah keluarga yang dikehendaki oleh Allah swt, ketika ada peluang untuk berbuat kebajikan maka tidak perlu lagi memikirkan siapa yang membutuhkan, darimana datangnya dan untuk apa kelak akan dipergunakan asbab kebajikan yang dikeluarkannya.
Dengan harapan dan dorongan keyakinan serta keimanan yang besar membuat hati nurani seorang sahabat Rasul Saw. ini merasa bahwa kejadian tersebut adalah kejadian penting yang tidak bisa ditukar dengan kejadian di waktu-waktu yang lain. Maka Ali.r.a. mensegerakan keinginan si peminta tersebut.
Datangnya si peminta tersebut juga mampu menukar dunia dengan akhirat yang dijanjikan Allah Swt. melalui Rasulullah Saw , 6 dirham yang sekiranya dikumpulan untuk membeli keperluan ( tepung ) dikorbankan semuanya. Lalu dalam waktu sekejap Allah Swt balas dengan 10 kali lipat... Masya Allah....
Istri yang patuh pada perintah suami dengan tidak banyak tanya dan mengorbankan semua yang dimilikinya itu juga memahami bahwa dibalik menaati perintah suami adalah salah satu yang menjadikan keRidho'an Allah Swt.

Muzakarah umat akhir zaman

Umat akhir zaman telah jauh dari kehidupan baginda Rasulullah SAW dan sahabatnya. Hari ini karena lemahnya iman maka sudah tidak ada lagi wujud ukhuwah diantara saudara muslim, maupun sesama manusia.

Karena besarnya keyakinan kebendaan dalam hati maka umat sudah sangat...., sangat jauh pada hakekat Iman. Kebanyakan manusia mungkin juga ada pada diri kita masih yakinnya kepada mahluk yang mendatangkan kebahagiaan, kesuksesan bukan kepada Allah yang Khaliq, Malik, Raziq, juga yakinnya hanya pada Maal atau harta/uang yang dapat menyelesaikan masalah bukan yakin atas amal sholeh dan ibadah, juga umat yakin pada dunia yang sementara bukannya yakin pada akhirat yg kekal selama2nya.

Umat akhir zaman kini tertipu akan dunia yang kelihatannya cantik, padahal ia di akhirat seperti orang tua yang renta, dunia adalah hiasan nafsu, syahwat dan kemaksiatan lainnya.

Maka jika didalam suatu kaum tidak ada wujud dakwah sebagaimana dakwah yang haq seperti yang pernah dilakukan para Anbiya, Rasul SAW dan Sahabat R.a maka, Muamalah, Muasyarah akan rusak. Umat sulit untuk mengamalkan agama secara sempurna. Lalu berbondong-bondonglah manusia menjadi kafir dan Orang Islam sendiri takut kepada orang kafir.

Maka jika tidak ada lagi perkara2 memuliakan sesama muslim, saling mengingatkan untuk amar ma'ruf nahi mungkar. Allah akan turunkan azab seperti umat2 dahulu yang meninggalkan dakwah.

Manusia hari ini hidup dalam angan2, menuruti hawa nafsu, tidak mau bersusah2 untuk akhirat. Maka iman juga akan mudah lepas. Usaha atas iman sangatlah penting, iman senantiasa kita jaga apakah sedang naik atau turun, ataukah jangan2 telah keluar karena yakinnya kita hari ini telah rusak akibat mata, telinga, tangan, kaki, hati dan fikir kita yang digunakan bukan menurut kehendak Allah tetapi kehendak nafsu kita.

Insya Allah dengan usaha atas iman maka ibarat HP yang Low Bat akan di-isi kembali siap untuk sambut takaza - takaza agama...., Insya Allah

Selasa, 01 September 2009

Semua Makhluk adalah keluarga Allah

Dari Anas r.a berkata bahwa Rasulullah saw bersabda "Semua makhluk adalah keluarga Allah. Jadi, makhluk Allah yang paling disayangi Allah adalah yang berbuat baik kepada keluarga-Nya." ( Hr. Baihaqi: Syu'ab; Misykat )

Keterangan :
Baik muslim maupun non muslim dan hewan seluruhnya adalah makhluk Allah. Islam mengajarkan untuk berbuat baik kepada seluruh makhluk, dan hal ini sangat disukai Allah SWT.
Dalam hadits lain dikisahkan seorang pelacur yang diampuni Allah asbab dia telah memberi minum seekor anjing yang kehausan. Namun juga ada perempuan yang disiksa karena mengurung seekor kucing dan tidak memberinya makan sampai mati.
Jika perbuatan baik kepada binatang saja begitu baik ganjarannya, maka betapa besarnya kebaikan yang dilakukanterhadap manusia yang merupakan makhluk yang terbaik.
Sabda Rasulullah saw ;
Kasihanilah terhadap mereka yang ada dimuka bumi, maka yang dilangit akan mengasihanimu.

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda bahwa siapa yang tidak mengasihani manusia, tidak dikasihani oleh Allah. dalam hadits lain lagi diberitahukan bahwa sifat rahim dihilangkan dari hati seseorang yang amat celaka. ( Misykat)

Kehidupan Rasulullah saw sendiri keseluruhannya merupakan rahmat bagi seluruh alam. Setiap satu peristiwa dalam kehidupan Rasulullah saw menjadi saksi bagi perkara ini. Oleh karena itu sangat penting bagi umatnya untuk mengetahui peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Rasulullah saw, dan meneladaninya.

Allah SWT berfirman :
Dan tidaklah kami mengutusmu ( wahai Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam ( Qs. al Anbiya [21]ayat 107 ).

Dalam menafsirkan ayat ini Ibnu Abbas r.a berkata bahwa wujud dari Rasulullah saw, adalah rahmat bagi dunia dan akhirat bagi mereka yang beriman. Tetapi bagi yang tidak beriman wujud beliau adalah rahmat sejauh mana mereka diselamatkan dari kemusnahan di dunia dari azab Allah seperti yang telah ditimpakan kepada umat-umat terdahulu yang diberi azab ketika di dunia. Hal ini karena keberkahan Rasulullah saw.
Abu hurairah r.a mengatakan bahwa sebagian orang memohon kepada Rasulullah saw. "Kaum Quraisy telah banyak menyusahkan kaum muslimin dan menyebabkan kerugian yang cukup banyak. Maka berdo'alah untuk memusnahkan mereka." Rasulullah saw. menjawab, "Saya tidak diutus untuk memusnahkan siapapun melalui do'a saya. Tetapi saya diutus kepada manusia sebagai rahmat." ( Durul Mantsur )
Dalam kisah perjalanan Rasulullah saw. ke Thaif yang sangat menyedihkan, bahwa penduduk Thaif mencelakai Rasulullah saw. Badan beliau yang mulia berlumuran darah, sehingga malaikat penjaga gunung menawarkan jasa kpd beliau, "Jika tuan memerintahkan, kami akan menghancurkan gunung2 yang berada diantara mereka untuk menghancurkan mereka." Rasulullah saw. bersabda : "Saya berharap kepada Allah, walaupun dari kalangan mereka tidak memeluk islam, mungkin dari keturunan mereka akan lahir orang-orang yang menyebut nama Allah."
Ketika berkecamuk perang Uhud, Rasulullah telah diserang dengan hebatnya, maka sahabat meminta agar Rasulullah mendoakan azab untuk orang-orang kafir. Tetapi Rasulullah saw. berdo'a , " Ya Allahampunilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui."
Kisah Ghawas bin Harits ketika dalam suatu perjalanan ia melihat Rasulullah saw. tertidur seorang diri, maka dia menghampirinya dengan pedang terhunus ditangannya. Ketika Rasulullah saw. membuka matanya dan melihat Ghawas bin Harits berdiri dengan pedang terhunus dihadapannya, lalu Ghawas berkata dengan lantangnya , "Katakan siapa yang akan menyelamatkanmu dari tanganku?" Rasulullah saw. menjawab "Allah."
dengan jawaban Rasulullah itu seketika tangannya bergetar sehingga pedangnya terjatuh dari tangannya . Rasulullah saw. mengambil pedang itu lalu berkata, "Kini engkau beritahukan kepadaku, siapa yang dapat menyelamatkanmu dari tanganku?" Dia menjawab, " Engkau adalah pemegang pedang yang terbaik." ( Maksudnya, maafkanlah saya ) Maka Rasulullah saw. memaafkannya.
Rasulullah saw, bersabda, "Kamu tidak dapat menjadi orang yang menjadi betul-betul beriman sehingga kamu berlaku rahim antara satu dengan yang lain. "Para sahabat r.a berkata, Ya Rasulullah, setiap orang dikalangan kami berlaku rahim satu sama lain. "Rasulullah saw. menjawab, "Sifat rahim yang dilakukan diantara kamu sendiri saja bukanlah sifat rahim yang sebenarnya, sifat rahim yang sebenarnya adalah terhadap sekalian manusia."

Suatu ketika Rasulullah saw. mengunjungi sebuah rumah yang didalamnya telah hadir beberapa tokoh Quraisy. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Silsilah kesultanan dan kerajaan akan tetap berada di pihak kaum Quraisy selama mereka berkasih sayang. Apabila mereka memberi petunjuk hendaknya mereka melihat dan menjaga keadilan ketika membagikan sesuatu . Dan siapa yang tidak menjaga perkara ini maka baginya laknat Allah, laknat malaikat dan laknat manusia seluruhnya."
( Dari Fadhilah sedekah, M M Zakariyya Al Kandhalawi )